Rabu, 10 Juni 2015

Dewan "Semprot" Kadis P2KP2

Prabumulih, Palembang Pos- Banyaknya informasi menyebutkan, kebun nanas percontohan dikelola Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan Peternakan dan Perikanan (DP2KP2) tak terawat, mendapat perhatian dewan.

Komisi II DPRD Kota Prabumulih langsung melakukan inspeksi mendadak mendatangi kebun nanas percontohan di Kelurahan Sindur Kecamatan Cambai.Betapa kecewanya para wakil rakyat, ketika mendapati kenyataan kebun percontohan kondisinya benar-benar tak terawat. Justru dipenuhi rumput liar tingginya melebihi tanaman nanas.

Tak hanya itu, kebun nanas percontohan seluas 3 hektare itu banyak pohon nanas mati akibat tak terawat. Mendapati fakta seperti itu, Ketua Komisi II, Nuryadi tak dapat menutupi kekecewaannya. Saat itu juga, Politisi dari Partai Bulan Bintang (PBB) itu, langsung menegur Kepala Dinas P2KP2, Drs Syamsu Rizal yang ikut meninjau kebun nanas percontohan.

Nuryadi mendesak agar kebun percontohan segera dilakukan perawatan. Sehingga menjadi kebun yang layak menjadi percontohan. “Ini kebun nanas atau kebun ilalang penuh rumput liar. Kita minta tanaman nanas dirawat jangan terbengkalai seperti ini,” cetusnya.

Nuryadi menuturkan, kondisi kebun yang tak terawat membuat seluruh masyarakat Prabumulih tentu kecewa. Sebab, kebun percontohan nanas yang dibuat menggunakan anggaran besar dan menggunakan uang negara.Nuryadi mengancam, pihak DP2K diberikan waktu melakukan perbaikan, jika sidak kedua nanti tak juga ada perbaikan maka anggaran DP2K akan dicoret.

Senada anggota Komisi II, Heriyanto. Pria berkumis tebal itu mengatakan, kebun nanas percontohan bukan ditanam untuk berjualan, tetapi upaya melestarikan buah nanas sebagai icon Prabumulih hingga tidak punah.“Kita kaget melihat kebun seperti ini. Ini dibelakang gedung megah Pemkot, sangat mengecewakan sekali,” tandasnya.

Sementara, Kepala Dinas P2KP2, Drs Syamsurizal SP MSi mengatakan, segera melakukan tindak lanjut atas sidak yang dilakukan Komisi II DPRD Prabumulih.“Memang perawatan kebun nanas membutuhkan anggaran cukup besar. Selama ini hanya Rp 10 juta,” pungkasnya. (abu)

0 komentar:

Posting Komentar