Prabumulih, Palembang
Pos.-
Malang nasib dialami
Sepriani alias Ani (30), warga Jalan Singgalang Kelurahan Muara Dua Kecamatan
Prabumulih Timur Kota Prabumulih. Gara-gara dianggap mengalami gangguan jiwa
Gadis remaja tersebut dipaksa hidup dalam pasungan, oleh keluarganya.
Pihak keluarga
mengaku terpaksa memasung anak ke 2 dari 4 bersaudara tersebu, dengan
menggunakan pasung terbuat dari kayu kaki kanan Ani dipasung dengan
alasan khawatir korban yang sering mengamuk akan membahayakan anggota keluarga
tetangga dan orang lain, yang berada didekat Ani.
Pemasungan
terhadap gadis yang pernah mengenyam sekolah sampai kelas 3 SMP tersebut, telah
dilakukan sejak awal tahun 2012 yang lalu. Ani dipasung dalam sebuah rumah
berukuran 4 x 6 yang sengaja dibuat orang tuanya sebagai tempat untuk
memasungnya.
Cek Ahmad (67), orang tua kandung korban menuturkan, gangguan jiwa yang dialami anaknya tersebut bermula ketika anaknya yang kala itu masih duduk dibangku SMP mengenal yang namanya cinta.
Namun, disaat
tengah dimabuk cinta pacar anaknya tersebut memutusnya. Tak pelak hal itu
membuat Ani menjadi prustasi, sampai nekat meminum cairan asam sulfat atau yang
lebih dikenal dengan sebutan cuka para.“Untung masih biso ditolong,”ujar orang
tua Ani ketika menuturkan kisah yang dialami anaknya sembari menitikkan air
mata.
Pasca kejadian
itu, kondisi kejiwaan Ani semakin tidak stabil. Tanpa sebab Ia kerap bicara,
tertawa dan menangis seorang diri. Parahnya lagi, Ani kerap mengamuk dengan
memukuli orang yang berada disekitarnya serta memecah dan membanting
benda-benda yang ada didekatnya.
Pihak keluarga
mengaku telah mencoba mengobati, dengan membawa Ani ke RS Ernaldi Bahar. Tapi
karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan, akhirnya pihak keluarga tak
sanggup lagi membiayai biaya pengobatan. "Pas balek dari rumah sakit, dio
sering ngelamun terus galak ketawo-tawo dewek. Trus kalo ditegur galak dak
nyahut. Kadang teriak-teriak dewek," tandasnya.
Karena tak ada
cara lain untuk mengobati anaknya, sementara kondisi anaknya kian parah, Cek
Ahmad mengaku, akhirnya dengan terpaksa dirinya dan pihak keluarga memilih
memasung putri kesayangannya itu dalam sebuah bangunan yang telah Ia siapkan. "Sebenarnya
aku dak tega pak, sebab biar bagamanapun dia itu anak kami. Tapi karena
keadaan, apa boleh buat daripada Ia membahayakan orang lain," pungkasnya. (abu)
0 komentar:
Posting Komentar