Senin, 27 Mei 2013

Kerap Mengamuk, Ani Dipasung


Prabumulih, Palembang Pos.-
Malang nasib dialami Sepriani alias Ani (30), warga Jalan Singgalang Kelurahan Muara Dua Kecamatan Prabumulih Timur Kota Prabumulih. Gara-gara dianggap mengalami gangguan jiwa Gadis remaja tersebut dipaksa hidup dalam pasungan, oleh keluarganya.

Pihak keluarga mengaku terpaksa memasung anak ke 2 dari 4 bersaudara tersebu, dengan menggunakan pasung terbuat dari kayu  kaki kanan Ani dipasung dengan alasan khawatir korban yang sering mengamuk akan membahayakan anggota keluarga tetangga dan orang lain, yang berada didekat Ani.

Pemasungan terhadap gadis yang pernah mengenyam sekolah sampai kelas 3 SMP tersebut, telah dilakukan sejak awal tahun 2012 yang lalu. Ani dipasung dalam sebuah rumah berukuran 4 x 6 yang sengaja dibuat orang tuanya sebagai tempat untuk memasungnya.

Cek Ahmad (67), orang tua kandung korban menuturkan, gangguan jiwa yang dialami anaknya tersebut bermula ketika anaknya yang kala itu masih duduk dibangku SMP mengenal yang namanya cinta.

Namun, disaat tengah dimabuk cinta pacar anaknya tersebut memutusnya. Tak pelak hal itu membuat Ani menjadi prustasi, sampai nekat meminum cairan asam sulfat atau yang lebih dikenal dengan sebutan cuka para.“Untung masih biso ditolong,”ujar orang tua Ani ketika menuturkan kisah yang dialami anaknya sembari menitikkan air mata.

Pasca kejadian itu, kondisi kejiwaan Ani semakin tidak stabil. Tanpa sebab Ia kerap bicara, tertawa dan menangis seorang diri. Parahnya lagi, Ani kerap mengamuk dengan memukuli orang yang berada disekitarnya serta memecah dan membanting benda-benda yang ada didekatnya.

Pihak keluarga mengaku telah mencoba mengobati, dengan membawa Ani ke RS Ernaldi Bahar. Tapi karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan, akhirnya pihak keluarga tak sanggup lagi membiayai biaya pengobatan. "Pas balek dari rumah sakit, dio sering ngelamun terus galak ketawo-tawo dewek. Trus kalo ditegur galak dak nyahut. Kadang teriak-teriak dewek," tandasnya.

Karena tak ada cara lain untuk mengobati anaknya, sementara kondisi anaknya kian parah, Cek Ahmad mengaku, akhirnya dengan terpaksa dirinya dan pihak keluarga memilih memasung putri kesayangannya itu dalam sebuah bangunan yang telah Ia siapkan. "Sebenarnya aku dak tega pak, sebab biar bagamanapun dia itu anak kami. Tapi karena keadaan, apa boleh buat daripada Ia membahayakan orang lain," pungkasnya. (abu)

0 komentar:

Posting Komentar